Saturday, March 21, 2009

Efektifkah Iklan Kampanye Di TV ?

Untuk seluruh pemirsa TV di Indonesia pasti sudah tak asing lagi dengan berbagai macam Iklan kampanye yang dibuat oleh partai peserta pemilu indonesia 2009 menjelang pemilu legislatif yang sebentar lagi dilaksanakan. Setiap jeda waktu disela-sela iklan komersial pasti akan diselipi beberapa iklan kampanye para parpol. Sebut saja iklan kampanye Gerindra, PDIP, Partai Demokrat, Golkar, PAN yang juga melibatkan artis dalam iklan tersebut. Bahkan tidak ada batasan waktu bagi para parpol untuk silih berganti antri kampanye kepada masyarakat lewat iklan yang mereka buat semenarik mungkin. Namun dari berbagai macam parpol yang iklan di TV, isu masyarakat masih menjadi tema utama mereka. Paparan mengenai janji kampanye diberitakan secara gamblang dengan mengangkat rakyat kecil sebagai background kampanye. Program pengentasan kemiskinan dan kenaikan taraf hidup bagi rakyat kecil diangkat kepermukaan.

Namun yang menjadi sebuah persoalan disini bukan masalah janji manis para parpol yang menerbitkan iklan kampanye. Tapi yang menjadi masalah adalah efektifkah sebuah iklan kampanye dilakukan di televisi ? Mungkin bagi beberapa pihak meyakini bahwa bahasa visual lebih cepat diingat oleh oleh masyarakat. Ya memang benar, namun sebuah bahasa visual yang diberikan secara bombardir justru akan menjemukan. Apalagi jika itu2 saja temanya. Buat para parpol mungkin telah mengatur kapan jadwal iklan tersebut ditayangkan, namun yang harus diingat bahwa saat ini bukan hanya 1 parpol yang menayangkan iklan kampanye. Setidaknya ada 10 lebih parpol yang silih berganti tak pernah berhenti hadir di hadapan pemirsa. Dan parahnya adalah tema dan nuansa yang diusung adalah sama. Hal inilah yang justru membuat kontra produktif bagi iklan kampanye di TV.

Pemirsa TV yang disuguhi dengan yang itu2 saja pasti bosan dengan visualisasi yang ia lihat. Hal tersebut menjadi berlaku bagi setiap parpol yang menerbitkan iklan. Parpol yang mendahului iklan kampanye dan sempat merebut perhatian masyarakat (karena ada nontonan baru) juga terkena dampak pandangan negatif masyarakat. Bombardir iklan kampanye di TV yang diharapkan akan mengangkat citra parpol di TV justru menjadi tidak efektif. Kelelahan masyarakat dengan tema kampanye yang monoton dari parpol dikhawatirkan akan menjauhkan masyarakat dari parpol tersebut. Karena itu mungkin harus ada strategi baru dari para partai politik atau calon presiden agar kampanye damai pemilu indonesia 2009 bisa lebih tepat sasaran.



No comments:

Post a Comment